Saturday 9 February 2013

UNGKAPAN, PERIBAHASA, DAN MAJAS



Materi yang saya rangkum kali ini tentang Ungkapan, Peribahasa dan Majas
semoga bermanfaat bagi yang butuh materi ini :)

1.    Ungkapan
Ungkapan adalah satuan bahasa yang maknanya tidak sama dengan gabungan makna anggotanya. Dengan kata lain, ungkapan merupakan satuan bahasa yang maknanya tidak dapat disimpulkan yang berdasarkan kaidah umum yang berlaku.
Contoh:
Dalam peristiwa itu dia menjadi kambing hitam. (bukan berarti kambing yang berwarna hitam, melainkan menjadi orang yang dituduh atau dipersalahkan)
2.    Peribahasa
Peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya dan.biasa mengisahkan suatu maksud tertentu. Dalam peribahasa ini tercakup bidal, perumpamaan, dan ungkapan.
Contoh:
q  Tak ada gading yang tak retak
Artinya : tidak ada sesuatu yang sempurna.
q  Murah di mulut, mahal di timbangan
Artinya: banyak janji, tetapi tidak pernah ditepati.
3.    Gaya bahasa
Gaya bahasa atau adalah pengungkapan perasaan atau pikiran dengan menggunakan pilihan kata atau kalimat tertentu, Dengan cara itu, kesan dan efek yang ditimbulkannya dapat dicapai semaksimal mungkin.
Gaya bahasa terbagi atas empat golongan, yaitu:
1.      gaya bahasa penegasan
2.      gaya bahasa perbandingan
3.      gaya bahasa pertentangan
4.      gaya bahasa sindiran
Gaya bahasa penegasan
Gaya bahasa penegasan, terdiri atas berikut ini.
1.      Repetisi
Repetisi adalah gaya bahasa penegasan yang mengulang-ulang suatu kata secara berturut-turut dalam suatu kalimat atau mengulang-ulang suatu kata secara berturut-turut dalam suatu kalimat atau wacana.
Contoh :
Sekali merdeka tetap merdeka.
2.      Paralelisme
Pararelisme adalah gaya bahasa pengulangan seperti repetisi yang khusus terdapat dalam puisi.
Pararelisme dibagi dua:
a. Anafora adalah pengulangan kata pada awal kalimat atau sajak.
Contoh:
sunyi itu duka
sunyi itu kudus
sunyi itu lupa
sunyi itu lampus
b. Epifora adalah pengulangan kata pada akhir atau di tengah kalimat.
Contoh:
oh ibu
yang kurindu adalah kasihmu
yang kudamba adalah kasihmu
aku ingin selalu bermanja
dengan kasihmu
Gaya bahasa perbandingan
Gaya bahasa perbandingan, terdiri atas berikut ini.
1.      Hiperbola adalah gaya bahasa yang mengandung suatu pernyataan yang berlebihan, misalnya dengan membesar-­besarkan suatu hal dari yang sesungguhnya.
Contoh : Air matanya mengalir menganak sungai.
2.      Metonimia adalah gaya bahasa penamaan terhadap suatu benda dengan mempergunakan nama pabrik, merek dagang, penemu, nama jenis, dan lain-lain.
Contoh : Ayah pulang pergi naik kijang.
3.      Personifikasi adalah gaya bahasa yang membandingkan gaya yang benda-benda tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat seperti manusia.
Contoh : Badai mengamuk dan merobohkan rumah-rumah penduduk.
4.      Perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi sengaja dianggap sama
Contoh : Semangatnya keras bagaikan baja.
5.      Metafora adalah gaya bahasa perbandingan atau analog dengan membandingkan dua hal secara langsung, tetapi dengan cara yang singkat dan padat.
Contoh : Ribuan ‘bunga-bunga bangsa’ Bosnia tewas di ujung senjata kaum agresor Serbia.
6.      Sinekdoke adalah gaya bahasa yang menyebutkan nama-bagian sebagai pengganti nama keseluruhannya atau sebaliknya.
Contoh : Indonesia meraih mendali emas dalam kejuaraan itu.
7.      Alusi adalah gaya bahasa yang menunjuk secara tidak langsung pada suatu tokoh atau peristiwa yang sudah diketahui bersama.
Contoh : Pulau Bali, karena keindahan alamnya yang mengagumkan, disebut sebagai 'Pulau Dewata'.
8.      Simile adalah gaya bahasa perbandingan yang bersifat implisit.
Contoh : Bibirnya seperti merah delima yang sedang merekah.
9.      Asosiasi adalah gaya bahasa perbandingan yang bersifat memperbandingkan sesuatu dengan keadaan lain yang sesuai dengan keadaan yang dilukiskannya.
Contoh : Wajahnya pucat pasi bagaikan bulan kesiangan.
10.  Eufimisme adalah gaya bahasa perbandingan yang bersifat menggantikan satu pengertian dengan kata lain yang hampir sama untuk menghaluskan maksud.
Contoh : Hati-hati bila berbicara di dalam hutan ini, nanti kakek dan nenek kita marah. (maksudnya harimau jantan dan harimau betina).
11.  Pars pro toto adalah gaya bahasa yang melukiskan sebagian untuk keseluruhan.
Contoh : Sudah tiga hari, dia tidak kelihatan batang hidungnya
12.   Epitet adalah gaya bahasa berwujud seseorang atau suatu benda tertentu sehingga namanya dipakai untuk menyatakan sifat itu.
Contoh : Raja siang sudah muncul, dia belum bangun juga. (matahari)
13.  Eponim adalah gaya bahasa yang dipergunakan oleh sese­orang untuk menyebutkan suatu hal atau nama dengan menghubungkannya dengan sesuatu berdasarkan sifatnya.
Contoh : Kecantikannya bagai Cleopatra.
14.  Hipoluse adalah gaya bahasa yang menggunakan kata tertentu untuk menerangkan sesuatu, namun kata tersebut tidak tepat bagi kata yang diterangkannya.
Contoh : Dia berenang di atas ombak yang gelisah. (bukan ombak yang, gelisah, tetapi manusianya)
Gaya Bahasa Pertentangan
Gaya bahasa pertentangan terdiri atas berikut ini.
1.      Paradoks adalah gaya bahasa yang bertentangan dalam satu kalimat.Sepintas lalu hal tersebut tidak masuk akal.
Contoh : Ia merasa kesepian di kantor yang                                         seramai ini.
2.      Antitesis adalah gaya bahasa yang menggunakan paduan kata yang artinya bertentangan.
Contoh : Suka duka, susah gembira kita hadapi bersama-sama.
3.      Litotes adalah gaya bahasa yang ditujukan untuk mengurangi atau mengecilkan kenyataan yang sebenarnya. Tujuannya untuk merendahkan diri.
Contoh : Kami berharap Anda dapat menerima pemberian yang tidak berharga ini.
4.      Oksimoron adalah gaya bahasa yang antara bagian-bagiannya menyatakan sesuatu yang bertentangan.
Contoh : Nuklir dapat menjadi pemusnah masal, tetapi juga dapat menyejahterakan kehidupan manusia.
5.      Histeron Prosteron adalah gaya bahasa yang berwUjud kebalikan dari sesuatu yang logis.
Contoh : Jalan kalian sungguh sangat cepat bagaikan semut.
6.      Okupasi adalah gaya bahasa pertentangan yang mengandung bantahan tetapi disertai penjelasannya.
Contoh : Merokok itu merusak kesehatan, tetapi si perokok sendiri seakan tidak mau peduli dengan peringatan yang sangat baik itu.
Gaya Bahasa Sindiran
Gaya bahasa sindiran terdiri atas berikut int.
1.      Ironi adalah gaya bahasa sindiran yang ingin mengatakan sesuatu dengan makna atau maksud yang berlawanan dan apa yang diucapkannya. Ironi merupakan gaya bahasa sindiran yang paling halus.
Contoh : Pagi benar kamu datang. (maksudnya kesiangan)
2.      Sinisme adalah gaya bahasa sindiran yang cara pengungkapan­nya lebih kasar.
Contoh : Sungguh merdu suaramu, rasanya pecah anak telingaku mendengarkannya.
3.      Inuendo adalah gaya bahasa sindiran yang mencecilkan maksud yang sebenarnya.
Contoh : Bisnisnya selalu sukses karena sedikit menipu.
4.      Melosis adalah gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang merendah dengan tujuan menekankan/ mementingkan hal yang dimaksud agar lebih berkesan dan bersifat ironis.
Contoh : Tampaknya kantor kecamatan tersebut membutuhkan orang sepandai Saudar. (Maksudnya dia dimutasikan ke kantor kecamatan)
5.      Sarkasme adalah gaya bahasa yang sindirannya paling kasar dalam pengungkapannya.
Contoh : Mulutnya berbisa bagai ular kobra.
6.      Satire adalah gaya bahasa berbentuk penolakan dan mengandung kritikan (sindiran) dengan maksud agar suatu yang salah itu dicari kebenarannya.
Contoh : Sepintas lalu laki-laki itu memang seperti perampok, tetapi,, kita jangan tergesa-gesa menuduhnya begitu, kita harus menyeledikinya dari dekat.
7.      Antifrasis adalah gaya bahasa yang mempergunakan kata-kata yang bermakna kebalikannya dan bernada ironis.
Contoh : Ya, kau memang orang kaya yang paling, dermawan. (maksudnya orang kaya yang sangat kikir)
Gaya Bahasa Perulangan
Gaya bahasa perulangan terdiri atas berikut ini.
1.      Aliterasi adalah gaya bahasa yang memanfaatkan kata-kata yang permulaannya sama bunyinya.
Contoh : Keras hati, keras kepala, sekaligus keras adat.
2.      Antanaklasis adalah gaya bahasa yang mengandung ulangan sama dengan makna yang berbeda.
3.      Anafora adalah gaya bahasa yang berwujud perulangan kata dari kalimat pertama menjadi kata pertama dalam kalimat berikutnya.
Contoh : Hak asasi manusia merupakan hak mutlak yang wajib kita junjung tinggi dalam membangun bangsa dan negara. Hak asasi manusia itulah yang sekarang menjadi topik utama dunia internasional
4.      Anadilopsis adalah gaya bahasa yang selalu mengulang kata terakhir atau frase terakhir dalam suatu kalimat atau frase pertama dari klausa dalam kalimat berikutnya.
Contoh : Dalam laut ini ada tiram, dalam tiram ada mutiaranya, dalam tiram, ah tidak ada apa-apa.
5.      Asonansi adalah gaya bahasa yang berwujud perulangan bunyi vokal yang sama.
Contoh : Kura-kura dalam perahu.- Pura-pura tidak tahu.
6.      Simploke adalah gaya bahasa repetisi berbentuk pengulangan kata pada awal atau akhir dari baris kata atau kalimat secara berturutan.
Contoh : Kamu bilang hidup ini brengsek, aku bilang biarin. Kamu bilang hidup ini tidak berarti, aku bilang biarin. Kamu bilang aku tidak berkepribadian, aku bilang biarin. Kamu bilang aku ini tidak mempunyai pengertian, aku bilang biarin.
7.      Mesodiplosis adalah gaya bahasa repetisi yang menggunakan pengulangan di tengah-tengah baris atau kalimat secara berurutan.
Contoh : Hidup bagaikan surga kalau kita anggap sebagai surga, Hidup bagaikan neraka kalau kita ciptakan sebagai neraka. Namun, yang penting hidup ini bagaikan panggung sandiwara sementara.
8.      Epanalipsis adalah gaya bahasa repetisi perulangan kata terakhir pada akhir kalimat atau klausa.
Contoh : Kita gunakan pikiran dan perasaan kita.
9.      Epizeukis adalah gaya bahasa repetisi yang bersifat langsung, dari kata-kata yang dipentingkan dan diulang beberapa kali sebagai penegasan.
Contoh : Kemerdekaan kita bukan hasil pemberian, tetapi hasil perjuangan, perjuangan, dan perjuangan.
 (sumber: Intisari Bahasa dan Sastra Indonesia, Nurdin Ade)

No comments:

Post a Comment