Materi yang saya rangkum kali ini tentang Ungkapan, Peribahasa dan Majas
semoga bermanfaat bagi yang butuh materi ini :)
1.
Ungkapan
Ungkapan adalah satuan bahasa
yang maknanya tidak sama dengan
gabungan makna anggotanya. Dengan kata lain, ungkapan merupakan satuan bahasa yang maknanya tidak dapat disimpulkan yang
berdasarkan
kaidah umum yang berlaku.
Contoh:
Dalam peristiwa itu dia menjadi kambing
hitam. (bukan berarti kambing yang
berwarna hitam, melainkan menjadi orang yang dituduh atau dipersalahkan)
2.
Peribahasa
Peribahasa adalah kelompok kata atau
kalimat yang tetap susunannya dan.biasa mengisahkan suatu maksud tertentu.
Dalam peribahasa ini tercakup bidal, perumpamaan, dan ungkapan.
Contoh:
q Tak
ada gading yang tak retak
Artinya
: tidak ada sesuatu yang sempurna.
q
Murah di
mulut, mahal di timbangan
Artinya: banyak janji, tetapi tidak pernah
ditepati.
3. Gaya
bahasa
Gaya bahasa atau adalah pengungkapan perasaan atau
pikiran dengan menggunakan pilihan kata atau kalimat tertentu, Dengan cara itu, kesan dan efek yang ditimbulkannya dapat
dicapai semaksimal mungkin.
Gaya bahasa terbagi atas empat golongan, yaitu:
1. gaya bahasa penegasan
2.
gaya bahasa perbandingan
3.
gaya bahasa pertentangan
4.
gaya bahasa sindiran
Gaya bahasa penegasan
Gaya bahasa penegasan, terdiri
atas berikut ini.
1. Repetisi
Repetisi adalah gaya bahasa penegasan yang
mengulang-ulang suatu kata secara berturut-turut dalam suatu kalimat atau mengulang-ulang suatu kata secara berturut-turut
dalam suatu kalimat atau wacana.
Contoh
:
Sekali merdeka tetap merdeka.
2. Paralelisme
Pararelisme adalah gaya bahasa pengulangan
seperti repetisi yang khusus terdapat dalam puisi.
Pararelisme
dibagi dua:
a. Anafora adalah pengulangan kata
pada awal kalimat atau sajak.
Contoh:
sunyi itu duka
sunyi itu kudus
sunyi itu lupa
sunyi itu lampus
b. Epifora adalah pengulangan kata pada akhir atau di tengah kalimat.
Contoh:
oh
ibu
yang kurindu adalah kasihmu
yang kudamba adalah kasihmu
aku ingin selalu bermanja
dengan
kasihmu
Gaya bahasa
perbandingan
Gaya bahasa perbandingan, terdiri
atas berikut ini.
1. Hiperbola adalah gaya bahasa yang mengandung
suatu pernyataan yang berlebihan, misalnya dengan membesar-besarkan
suatu hal dari yang sesungguhnya.
Contoh
: Air matanya mengalir menganak sungai.
2.
Metonimia adalah
gaya bahasa penamaan terhadap suatu benda dengan mempergunakan nama pabrik, merek
dagang, penemu,
nama jenis, dan lain-lain.
Contoh
: Ayah
pulang pergi naik kijang.
3.
Personifikasi adalah gaya bahasa yang membandingkan gaya yang benda-benda
tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat seperti manusia.
Contoh
: Badai mengamuk dan merobohkan
rumah-rumah penduduk.
4. Perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi sengaja dianggap sama
Contoh : Semangatnya keras bagaikan
baja.
5. Metafora adalah gaya bahasa perbandingan atau analog dengan membandingkan dua hal secara langsung,
tetapi dengan cara yang singkat dan padat.
Contoh : Ribuan
‘bunga-bunga bangsa’ Bosnia tewas di ujung senjata kaum agresor Serbia.
6. Sinekdoke adalah gaya bahasa yang
menyebutkan nama-bagian
sebagai pengganti nama keseluruhannya atau sebaliknya.
Contoh : Indonesia meraih mendali emas dalam
kejuaraan itu.
7. Alusi adalah gaya bahasa yang menunjuk secara tidak langsung
pada suatu
tokoh atau peristiwa yang sudah diketahui bersama.
Contoh : Pulau
Bali, karena keindahan alamnya yang mengagumkan, disebut sebagai 'Pulau
Dewata'.
8. Simile adalah gaya bahasa perbandingan
yang bersifat implisit.
Contoh : Bibirnya seperti merah
delima yang sedang merekah.
9. Asosiasi adalah
gaya bahasa perbandingan yang bersifat memperbandingkan sesuatu dengan keadaan
lain yang sesuai dengan keadaan yang dilukiskannya.
Contoh : Wajahnya pucat pasi bagaikan bulan
kesiangan.
10. Eufimisme adalah
gaya bahasa perbandingan yang bersifat menggantikan
satu pengertian dengan kata lain yang hampir sama untuk menghaluskan
maksud.
Contoh : Hati-hati bila berbicara di dalam
hutan ini, nanti kakek dan nenek kita marah. (maksudnya harimau jantan dan
harimau betina).
11. Pars
pro toto adalah gaya bahasa yang melukiskan sebagian untuk
keseluruhan.
Contoh : Sudah tiga hari, dia tidak
kelihatan batang hidungnya
12. Epitet adalah gaya bahasa berwujud seseorang atau suatu benda tertentu sehingga namanya dipakai untuk
menyatakan sifat itu.
Contoh
: Raja siang sudah muncul, dia belum bangun juga. (matahari)
13. Eponim adalah gaya bahasa yang
dipergunakan oleh seseorang untuk
menyebutkan suatu hal atau nama dengan menghubungkannya dengan sesuatu
berdasarkan sifatnya.
Contoh : Kecantikannya bagai
Cleopatra.
14. Hipoluse
adalah gaya bahasa yang menggunakan kata tertentu untuk menerangkan sesuatu,
namun kata tersebut tidak tepat bagi kata yang diterangkannya.
Contoh
: Dia berenang di atas ombak yang gelisah. (bukan ombak yang, gelisah, tetapi
manusianya)
Gaya Bahasa Pertentangan
Gaya bahasa pertentangan terdiri atas
berikut ini.
1. Paradoks
adalah
gaya bahasa yang bertentangan dalam satu kalimat.Sepintas
lalu hal tersebut tidak masuk akal.
Contoh
: Ia merasa kesepian di kantor yang
seramai ini.
2. Antitesis
adalah
gaya bahasa yang menggunakan paduan kata yang artinya bertentangan.
Contoh
: Suka duka, susah gembira kita hadapi bersama-sama.
3. Litotes adalah gaya bahasa yang ditujukan untuk mengurangi atau mengecilkan kenyataan yang sebenarnya.
Tujuannya untuk merendahkan diri.
Contoh
: Kami berharap Anda dapat menerima pemberian yang tidak berharga ini.
4. Oksimoron adalah
gaya bahasa yang antara bagian-bagiannya menyatakan sesuatu yang bertentangan.
Contoh
: Nuklir
dapat menjadi pemusnah masal, tetapi juga dapat menyejahterakan kehidupan
manusia.
5. Histeron Prosteron adalah gaya bahasa yang berwUjud kebalikan
dari sesuatu yang logis.
Contoh
: Jalan
kalian sungguh sangat cepat bagaikan semut.
6. Okupasi
adalah
gaya bahasa pertentangan yang mengandung bantahan tetapi disertai penjelasannya.
Contoh : Merokok itu merusak kesehatan,
tetapi si perokok sendiri seakan tidak mau
peduli dengan peringatan yang sangat baik itu.
Gaya Bahasa Sindiran
Gaya
bahasa
sindiran terdiri atas berikut int.
1. Ironi adalah gaya bahasa sindiran yang
ingin mengatakan sesuatu dengan makna
atau maksud yang berlawanan dan apa yang
diucapkannya. Ironi merupakan gaya bahasa sindiran yang paling halus.
Contoh
: Pagi benar
kamu datang. (maksudnya kesiangan)
2.
Sinisme
adalah
gaya bahasa sindiran yang cara pengungkapannya lebih kasar.
Contoh
: Sungguh merdu suaramu, rasanya pecah anak telingaku mendengarkannya.
3.
Inuendo
adalah
gaya bahasa sindiran yang mencecilkan maksud yang sebenarnya.
Contoh
: Bisnisnya selalu sukses karena sedikit menipu.
4.
Melosis adalah gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang merendah dengan
tujuan menekankan/ mementingkan hal yang dimaksud agar lebih berkesan dan
bersifat ironis.
Contoh : Tampaknya kantor kecamatan
tersebut membutuhkan orang sepandai
Saudar. (Maksudnya dia dimutasikan ke kantor kecamatan)
5. Sarkasme adalah gaya bahasa yang sindirannya paling kasar dalam
pengungkapannya.
Contoh
: Mulutnya
berbisa bagai ular kobra.
6. Satire adalah gaya bahasa berbentuk
penolakan dan mengandung kritikan
(sindiran) dengan maksud agar suatu yang salah itu
dicari kebenarannya.
Contoh
: Sepintas
lalu laki-laki itu memang seperti perampok, tetapi,, kita jangan tergesa-gesa
menuduhnya begitu, kita harus menyeledikinya dari dekat.
7.
Antifrasis
adalah gaya bahasa yang mempergunakan kata-kata yang bermakna kebalikannya dan bernada ironis.
Contoh
: Ya, kau memang orang kaya yang paling, dermawan. (maksudnya orang kaya yang
sangat kikir)
Gaya Bahasa Perulangan
Gaya bahasa perulangan terdiri
atas berikut ini.
1.
Aliterasi adalah gaya
bahasa yang memanfaatkan kata-kata yang permulaannya sama bunyinya.
Contoh
: Keras hati,
keras kepala, sekaligus keras adat.
2. Antanaklasis
adalah gaya
bahasa yang mengandung ulangan sama
dengan makna yang berbeda.
3. Anafora adalah gaya bahasa yang berwujud
perulangan kata dari kalimat pertama menjadi kata
pertama dalam kalimat berikutnya.
Contoh
: Hak asasi manusia merupakan hak mutlak yang wajib kita junjung tinggi dalam membangun
bangsa dan negara. Hak asasi manusia
itulah yang sekarang menjadi topik utama dunia internasional
4. Anadilopsis
adalah gaya bahasa yang selalu mengulang kata terakhir atau frase terakhir dalam suatu kalimat atau frase pertama dari
klausa dalam kalimat berikutnya.
Contoh
: Dalam laut ini ada tiram, dalam tiram ada
mutiaranya, dalam tiram, ah tidak ada apa-apa.
5.
Asonansi
adalah
gaya bahasa yang berwujud perulangan bunyi vokal yang sama.
Contoh
: Kura-kura dalam perahu.- Pura-pura tidak tahu.
6. Simploke adalah gaya bahasa repetisi
berbentuk pengulangan kata pada awal atau
akhir dari baris kata atau kalimat secara berturutan.
Contoh
: Kamu bilang hidup ini brengsek, aku bilang
biarin. Kamu bilang hidup ini tidak
berarti, aku bilang biarin. Kamu bilang aku tidak berkepribadian, aku
bilang biarin. Kamu bilang aku ini tidak
mempunyai pengertian, aku bilang biarin.
7. Mesodiplosis adalah gaya bahasa repetisi yang menggunakan pengulangan di tengah-tengah baris atau kalimat
secara berurutan.
Contoh
: Hidup bagaikan surga kalau kita anggap sebagai surga, Hidup bagaikan neraka kalau kita ciptakan sebagai neraka. Namun, yang penting hidup ini bagaikan panggung sandiwara
sementara.
8. Epanalipsis adalah gaya bahasa repetisi
perulangan kata terakhir pada akhir
kalimat atau klausa.
Contoh
: Kita
gunakan pikiran dan perasaan kita.
9. Epizeukis adalah gaya bahasa repetisi yang bersifat langsung, dari kata-kata yang dipentingkan dan diulang beberapa kali sebagai penegasan.
Contoh
: Kemerdekaan
kita bukan hasil pemberian, tetapi hasil perjuangan, perjuangan, dan
perjuangan.
(sumber: Intisari Bahasa dan Sastra Indonesia, Nurdin Ade)
No comments:
Post a Comment